25/06/10

THE BATTERY


SINOPSIS (PART 1)

Di sebuah lapangan baseball terjadi pertandingan seru antar sekolah. Seorang pitcher (pelempar bola) terlihat sedikit gugup saat akan melempar bolanya, karena pertandingan hampir berakhir.

 
"Ayo lempar.." kata seorang batter (pemukul bola) lawan kepada pitcher tsb.

"Ayo.. lemparan terakhir. Lempar tepat di tengah" kata catcher (penangkap bola) kepada pitcher tsb

Sang pitcher segera mengangkat tangannya dan mengayunkan bola. Sayangnya bola itu dapat dipukul oleh batter lawan. Sang pitcher terlihat sangat kecewa
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Uhuk-uhuk...uhuk..uhuk.." seorang anak kecil sedang terbatuk-batuk di dalam mobil
"Kau tidak apa-apa Seiha?apa kau sakit? Apa kau merasa mual?" tanya ibunya
"Tahan Seiha... kita hampir sampai" kata ayahnya
"Tutup jendelanya Takumi, nanti Seiha bisa demam" perintah ibunya, namun Takumi malah cuek dan melempar-lempar bola baseballnya. Ibunya sedikit jengkel dengan tingkah laku Takumi.
"Takumi..." perintah ibunya sekali lagi. Namun Takumi tetap diam tak bergeming. Ayah Takumi juga hanya diam memandang Takumi lalu meneruskan menyetir. (ayah macam apa itu.. -.-)
"Angin membuatku merasa lebih baik" kata Seiha menengahi. Takumi hanya diam.


Tak berapa lama kemudian, mereka menghentikan mobil untuk menikmati pemandangan sejenak. Seiha digendong oleh ayahnya.
"Seiha.. rumah kakek berada di suatu tempat disekitar sana" kata Ayahnya
"Waaw.. aku bisa melihatnya... ada disana Kak" kata Seiha pada Takumi. Namun Takumi hanya diam di belakang.
"Takumi, ini adalah kota dimana keluarga Harada akan menghabiskan kehidupan barunya disini" kata ayah Takumi.
"Sini.." kata Ibu Takumi. Tapi Takumi seperti biasa tetap diam.
"Haaaah... udara disini sangat segar" kata Ibu Takumi
"Seiha.. apakah demammu telah turun? Bagaimana dengan tenggorokanmu? Apa masih sakit?" tanya ibu Seira. Membuat Takumi sedikit merasa iri pada Seiha
------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Akhirnya mereka sampai di rumah kakek. Di dalam rumah, Seiha dan ayahnya segera pergi ke altar untuk mendo'akan nenek. Ibunya sibuk membersihkan ruangan, sementara Takumi sudah berganti baju olahraga.
"Ahh.. membawa banyak kenangan.. benda-benda ini masih ada pada tempatnya" kata ibu Seiha.
"Ini dulunya kamar ibu.. barang-barang kita akan sampai besok... jadi bersihkan ruangan sampai selesai hari ini" kata Ibu Seiha pada Takumi. (Seperti biasaaaaa....Takumi tetap cueeeksss) Takumi malah berlari keluar sambil membawa bola baseballnya.
Tiba-tiba ibunya teringat sesuatu... "Seiha....!!! Dimana kau? Ini saatnya minum obat"


Seiha sedang berada di belakang rumah bersama kakeknya, sedang menyalakan api di tungku, membuat air hangat untuk mandi.
"Ini pertama kalinya kan? Kau mandi dengan sesuatu seperti ini?" tanya kakek Seiha. Seiha mengangguk senang. Kemudian ayah Seiha muncul dan memberi hormat pada ayahnya a.k.a kakek Seiha.
"Oh.. ayah......Terima kasih telah mengizinkan keluarga kami tinggal disini."
"Tidak..tidak.. Jangan terlalu formal seperti itu. Yang terpenting, kalian sangat beruntung bisa pindah kesini saat musim panas" kata kakek Seiha
"Ya.." jawab ayah Seiha
Tiba-tiba Takumi datang.
"Ah Takumi.." kata kakek Seiha.ayah Seiha memintanya untuk memberi salam pada kakek. Tapi Takumi hanya diam.
"Jika ingin jogging...kuil Nitta mungkin bagus untuk jogging" kata kakek Seiha.
"kakek.. ajari aku teknik curve"
"Tidak... kau belum siap" kata kakek. Takumi langsung ngacir pergi.
"Takumi.. Takumi..." ayahnya memanggil Takumi. Dia merasa malu atas kelakukan Takumi terhadap kakeknya.
"Aku minta maaf atas kelakuan Takumi"
"Tidak apa-apa...itu adalah caranya memberi salam" kata kakek



            Takumi berlari menuju kuil Nitta. Melewati sungai dan pemandangan desa yang menyejukkan. Sesampainya di kuil Nitta, Takumi melakukan pemanasan sambil melihat sekeliling kuil, dia tersenyum mengingat masa lalu. Kemudian Takumi mengambil bola beseballnya dan mengayun-ayunkan tangannya melatih lemparan bola.


Tiba-tiba seorang anak laki-laki berseru dari belakang, "Nice Pitch !" membuat Takumi sedikit terkejut. Anak laki-laki itu tersenyum.
"Kau Harada Takumi dari White Tigers, kan?" tanya anak tersebut sambil menghampiri Takumi. Takumi malah tambah terkejut.
"Aku melihatmu di Turnamen baseball junior, bagian pusat.. semua permainannya sampai ke final. Kita juga berpartisipasi dalam turnamen itu, tapi kita kalah dalam pertandingan kedua" kata anak itu, namun Takumi malah meneruskan pemanasan tanpa menghiraukan kata-kata anak laki-laki tersebut.
Sementara anak laki-laki itu terus bicara, "Sejak dari turnamen itu, aku telah menjadi fans Harada Takumi". Kata-kata anak tersebut membuat Takumi memandang padanya sejenak.
            Seolah-olah mengerti arti pandangan Takumi, anak laki-laki itu melanjutkan bicara ,"Oh.. aku.. Nagakura Gou pemain nomor 4 dalam Nitta Stars, seorang catcher".
"Seorang cacther" kata 2 anak kecil dibelakang Gou. Takumi terkejut (lagi).
"Haruskah aku melemparimu satu?" tanya Takumi dengan sinis.
"Eh?" Gou terlihat sangat terkejut.


"That is!....Jika kau dapat menangkap bolaku" kata Takumi yang sekarang sudah mau menanggapi Gou.
"Hebat..!!! aku akan membantu memindahkan barang-barang di rumahmu besok untuk itu. Kemudian ayo kita lakukan itu setelah kita selesai. Aku dengar ibuku dan ibumu, dulunya berteman sewaktu kecil. Ini pasti semacam takdir" kata Gou
"Takdir!" kata 2 anak buah Gou *bingung mau nyebut apa.. mereka ngikut terus sih.. -.-*
"Ambil ini" kata Gou sambil menyerahkan ember yang berisi ikan hasil memancingnya kepada Takumi.
"Aku tidak mau" kata Takumi *dasarr.. anak nggak tau diuntung..XP*
"Ambil ini.. meskipun kau tak mau..sampai jumpa" Gou lalu pergi.
            Dari kejauhan, kedua anak buah (atau apalah namanya itu) sedikit protes pada Gou.
"Gou-chan...Gou-chan.. Mengapa kau memberikannya ikan kita?"
"Tidak apa-apa" kata Gou
"Tapi tidak setiap hari kita mendapat ikan besar"
"Kita bisa pergi memancing lagi"
Takumi yang mendengar percakapan mereka, akhirnya mau mengambil ikan itu.

Keesokan harinya, kakek memasang papan nama di depan pintu rumahnya yang bertuliskan Harada Takumi dan Harada Seiha. Gou membantu mengangkat barang-barang keluarga Harada. Karena badan Gou yang besar, dia bisa mengangkat apapun dengan mudah. Sementara itu, ibu Gou juga sedang membantu bersih-bersih ibu Takumi dan memasak di dapur.
"Ibu.." kata Seiha
"Tinggal 5 detik lagi.. 4, 3, 2, beep..beep.. ayo kita lihat" kata Ibu sambil mengambil termometer dari ketiak Seiha
"Lihat... aku benar-benar tidak demam kan?" tanya Seiha
"Lebih baik terus waspada, Seiha. Jangan paksakan dirimu terlalu keras. Ok?" kata ibu sambil mengancingkan baju Seiha. Seiha mengangguk dan akan berjalan pergi.
"Konnichiwa..." kata ibu Seiha memberi salam pada Gou
"Konnichiwa.." Gou menjawabnya dengan ramah. Gou kemudian memandang Seiha sambil berjalan.. "Siapa namamu?" tanya Gou
"Harada Seiha.." kata Seiha yang langsung akrab dengan Gou. Seiha kemudian mengikuti Gou.
"Anak yang manis.. anakku juga manis saat dia dulu seusia Seiha" kata ibu Gou
"Aku tidak percaya Gou mau menyetujuinya... Keluar dari baseball setelah lulus SD.. jika saja itu Takumi.." kata ibu Seiha
"Aku mengijinkannya bermain baseball dengan persutujuan dari awal..dia adalah pewaris Rumah Sakit Nagakura" kata Ibu Gou
"Kau melakukan hal yang benar... apa yang mereka (Takumi, Seiha, ayah dan kakek) selalu bicarakan adalah tentang baseball" kata Ibu Seiha dengan sebal.


"Ah!!! Maki-chan.. akhirnya kau bisa kembali pada logatmu semula" kata Ibu Gou terkejut
"OH...kau benaaaarrrr...!!! Ini sudah lama sekali... aku tak melupakannya" kata Ibu Seiha sama terkejutnya dengan ibu Gou
"Tentu saja.. kau tak dapat melupakannya". Kemudian kedua ibu-ibu itu tertawa (layaknya para ibu-ibu kalau ngrumpi..XP). Tiba-tiba saja Takumi berdiri diam di depan pintu dapur sambil membawa bola baseballnya. Ibu Gou memberi salam pada Takumi, namun kemudian Takumi malah pergi, membuat ibunya merasa sangat malu.
"Apakah itu Takumi-kun?" tanya ibu Gou
"Aaah.. seperti anak yang tidak bersahabat kan?" kata ibu Seiha

Di sungai, Seiha sedang bermain dengan ikan hasil tangkapan Gou yang diberikan pada Takumi, kemarin.
"Seiha.." Gou memanggil Seiha
"Hey.. Gou-chan.. apa makanan ikan?" tanya Seiha
"Aku tak tahu pasti.. em?? Binatang-binatang kecil, cacing, bahkan mungkin kodok" kata Gou
"Terkadang.. manusia juga..." Gou menakut-nakuti
'"Apa? Benarkah"
"Bercanda...".
Kemudian Takumi muncul membawa sarung tangan baseball dan bolanya.
"Ayo kita lakukan..!!!" kata Gou bersemangat, lalu menjatuhkan barang bawaannya dan beranjak pergi diikuti Takumi. Ayah Takumi yang melihat kejadian itu merasa kebingungan. Akhirnya dia memutuskan untuk mengangkat barang yang dijatuhkan Gou. Ternyata barang tersebut sangat berat, membuat ayah Takumi kesusahan mengangkatnya. Padahal, Gou bisa dengan mudah mengangkat benda itu. Seiha tertawa melihat tingkah laku ayahnya.

 
Setelah melakukan pemanasan, Takumi dan Gou akan melakukan (yaahh. Semacam duel lah –Apakah Gou bisa menangkap bola yang dilempar Takumi?—semacam itulah ). Tanpa mereka sadari, Seiha mengikuti mereka dan menonton dari kejauhan sambil terbatuk-batuk.
"Ayoo.. berikan padaku" kata Gou bersemangat
Takumi tersenyum, bersiap untuk melakukan lemparan bolanya.


=== To Be Continue ===

N.B. : Jika masih bingung dengan cerita ini, atau bingung dengan penulisannya.. silahkan tanya saya.. :D. +++ Menerima kritik dan saran yang membangung +++


Read More

22/06/10

WARUNG



Di Magetan, khususnya di dareah sekitar tempat tinggal saya istilah "WARUNG" mempunyai 2 arti. Pertama, warung yang seperti warung-warung pada umumnya... warung di pinggir jalan yang sering jualan kopi dan temapt nongkrong kaum adam.


Kedua, warung yang seperti pasar tradisional dibuka setiap pagi. (hampir mirip dengan pasar). Hanya saja pedagang disini masih "lesehan" kalau berjualan. Warung yang seperti ini bisa kita temui di Desa Nitikan dan Sumberagung Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan. Warung ini buka berdasarkan hitungan hari jawa. Jika hari Legi, Pon dan Wage maka warung di Nitikan yang buka. Dan jika hari Kliwon dan Pahing, warung yang buka pindah di Sumberagung. Biasanya kegiatan jual-beli di warung dimulai dari sekitar pukul 4 pagi sampai pukul 8 pagi.
Karena letak desa saya bersebelahan dengan desa Nitikan. Terkadang saya diajak nenek belanja kesana. Dulu sih ketika belum ada banyak sepeda motor, saya dan nenek bangun pukul 4.30 pagi lalu setelah shalat Shubuh berjalan ke warung melewati sawah. *saya merindukan saat-saat itu.. T.T*.
Namun karena sekarang banyak kendaraan bermotor, saya pergi ke sana naik sepeda motor *padahal saya lebih suka kalo jalan kaki..T.T*.


Di warung, penjualnya ramah-ramah dan harga bisa nego. Bayangkan, nasi pecel 1 porsi cuma seharga Rp 500,00 dan sudah bisa mengenyangkan perut kita. Tidak hanya makanan tradisional dan lauk-pauk yang dijual disana. Di warung juga banyak sayur, buah, bahkan pakaian anak-anak sampai pakaian orang tua.


Kebetulan tadi pagi saya pergi ke warung. Saya tergoda dengan "Utri", sebuah jajanan tradisional yang terbuat dari ketela dan dimasak dengan gula merah. Setelah itu, Dicampur dengan kelapa parut. 

 
Harganya juga murah meriah, saya dibelikan nenek Utri Rp.1000,00 saja saya suadah dapat 2 bungkus Utri. Hmmm.. Yummyyy... >.<

Read More

DETECTIVE CONAN LIVE ACTION 1 (part 3)


Shinichi dan Ran berlari ke resting room, sementara kapal telah dihentikan. Ketika Ran dan Shinichi sampai di resting room, mereka kaget melihat ruangan itu yang telah berantakan dan ranjangnya telah kosong.
"Sonoko... hilang..." kata Ran cemas
"Dimana Suzuki-san?" tanya Kitajima yang tiba-tiba muncul di depan pintu rest room bersama Nishida, Minamida, dan Azuma.
"Aku tidak tahu..." kata Shinichi masih dalam kondisi kebingungan
"Salah satu jaket pelampung disini hilang... " kata Minamida.
Shinichi terlihat kaget "jaket pelampung?"
"Lalu.. apa Sonoko-san benar-benar melompat ke danau?" tanya Nishida-sensei
"Terlalu cepat berkata begitu..Kitajima-sensei, Minamida-san.. tolong berpencar dan cari dia di seluruh ruangan kapal. Kapten, segera hubungi polisi agar mereka bisa mencarinya di tepi danau. Mai-san (Nishida-sensei) tolong katakan pada seluruh siswa bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan" kata Shinichi.

 
Sementara yang lain pergi menjalankan tugas yang diberikan Shinchi. Shinichi sendiri tetap di tempat (bersama Ran) dan menyelidiki keadaan ruangan dan sekitarnya. Namun mereka tidak menemukan Sonoko dimanapun.

 
Setelah kapal menepi, penumpang kapal diinterogasi oleh polisi. Namun, Shinichi malah keluar dan membiarkan dirinya kehujanan karena merasa telah dibodohi oleh penculik. Kemudian Ran memayunginya dari belakang.. *soo sweeeet.. >.<*
"Shinichi.. ayo kita menunggu di dalam" kata Ran sambil menarik lengan Shinichi. Namun, Shinichi tetap tak bergeming dan terus memandang ke depan dengan wajah penuh amarah membaraaaa.. *lebay*.

 
Meskipun hujan deras, pencarian Sonoko masih berlanjut.
"Lihat ini..!!!" kata seorang polisi. Ternyata dia menemukan jaket pelampung dan tabung oksigen.


Setelah itu, diadakan rapat *atau apalah itu namanya* mengenai penculikan Sonoko dan kemungkinan-kemungkinan trik yang digunakan pelaku, dipimpin oleh Chief Tamagawa. Tiba-tiba Shinichi masuk ke ruangan itu tanpa permisi dan langsung menghampiri Chief Tamagawa.
"Siapa kau????" tanya Chief Tamagawa (weeehehehe...'siapa sih loe?'):p
"Kudou Shinichi...seorang detective. Ijinkan aku bergabung di penyelidikan"
"Aaa... anda tahu, dia itu detective yang selama ini dibicarakan di media massa. Anak yang telah memecahkan berbagai kasus di Tokyo" bisik salah seorang asisten kepada Chief Tamagawa.
"Aku tidak tahu seberapa hebat dirimu, tapi tempat ini tertutup untuk masyarakat umum" kata Chief Tamagawa.
"Aku bukan masyarakat umum. Sonoko adalah teman sekelas yang sangat penting bagiku. Tolong berikan panggilan kepada Inspektur Megure dari Kantor Polisi Tokyo. Ijinkan aku mengikuti penyelidikan...!!" kata Shinichi. Tapi Chief Tamagawa tetap menolak dan membentak para penyelidik lainnya untuk segera memulai penyelidikan.
"Tunggu sebentar..!!! Katakan sesuatu padaku. Berapa volume oksigen yang tersisa dari tabung oksigennya yang ditemukan?" tanya Shinichi.
"180.....Memangnya kenapa?"
"Tidak apa-apa.. terima kasih" kata Shinichi


Di hotel, Ran menelpon ayahnya dan menceritakan insiden tersebut. Karena Sonoko adalah teman baik Ran, Kogoro pun setuju untuk membantu Ran menemukan Sonoko. Sementara Shinichi menelpon inspektur Megure agar dia bisa membujuk Chief Tamagawa. Namun inspektur Megure tidak bisa membantu Shinichi karena Chief Tamagawa adalah orang yang keras kepala dan tidak bisa diajak bernegosiasi. Akhirnya Shinichi hanya bisa melakukan penyelidikan semampunya dengan apa yang dia punya.


Setelah Shinichi menutup telepon dari inspektur Megure. Ada panggilan masuk di hpnya. Shinichi segera mengangkatnya. Ternyata yang menelepon adalah Kidnapper. Shinichi menanyakan apakah Sonoko baik-baik saja?. Dan akhirnya dia merasa lega bahwa Sonoko belum diapa-apakan oleh kidnapper. Karena Kidnapper merasa bosan dengan permainan itu, dia berencana untuk menculik salah satu teman Shinichi lagi besok . Kidnapper juga memberikan petunjuk pada Shinichi bahwa penculikan tersebut akan terjadi tepat saat siang hari pukul 12.00 tanpa meleset sedetik pun.
hinichi pergi ke tepi danau untuk mencari petunjuk sendirian, tapi ternyata Ran membuntutinya dari belakang. Dan memberikan Shinichi makanan, karena sejak tadi Ran belum melihat Shinichi memakan apapun.
"Ijinkan aku untuk membantu" kata Ran
"Yang akan kau lakukan hanyalah mengikuti alurnya saja" kata Shinichi
"Aku ingin melakukan sesuatu untuk Sonoko. Sonoko adalah teman baikku. Jika aku dalam situasi sepertinya, aku yakin Sonoko pun juga tidak akan duduk dan menunggu saja" bantah Ran
"Geezz... sejak kau kecil, kau tak akan pernah mendengarkan apapun jika sudah memikirkan sesuatu" kata Shinichi. Ran tersenyum, pertanda Shinichi telah mengizinkannya.


(perhatikan telunjuk Shinichi)... :D

Ran menanyakan pada Shinichi sejauh mana penyelidikannya?. Ternyata Shinihci telah menyelidiki banyak hal, termasuk trik pelaku.
"Jumlah Oksigen yang tertinggal dalam Tabung oksigen. Jika ada kesempatan untuk Sonoko melompat, itu pastinya akan disini (gbr 1).....dan Lokasi ditemukannya tabung oksigen adalah disini (gbr 2).... meskipun mereka berenang lurus, terlalu banyak oksigen yang tersisa di tabung....pelaku telah meninggalkan barang buktinya disini sebelumnya.... dan menginginkan kita untuk berpikir bahwa pelakunya adalah orang luar" kata Shinichi
"Jadi pelakunya berada di kapal saat itu?" tanya Ran
"Aku tidak tahu.. tapi, sepertinya kita harus mengecek kapal itu sekali lagi Ran"


Di dalam kapal....
"Ayo kita mencoba ulangi kejadian itu. Ketika kita mendengar suara itu, setiap orang yang berada di bagian depan kapal berlari ke bagian belakang. Kapten Azuma masih terus memegang kemudi"
"Jadi itu mustahil untuk siapapun yang dikapal menculik Sonoko. Aku berpikir, mungkin saja seseorang telah bersembunyi di dalam kapal dan mendapatkan Sonoko ketika...." tebak Ran
"Tidak.. 4 orang itu belum tentu bersih" sergah Shinichi sambil menyeringai.

==== To be Continue===
 







Read More

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...