Di Magetan, khususnya di dareah sekitar tempat tinggal saya istilah "WARUNG" mempunyai 2 arti. Pertama, warung yang seperti warung-warung pada umumnya... warung di pinggir jalan yang sering jualan kopi dan temapt nongkrong kaum adam.
Kedua, warung yang seperti pasar tradisional dibuka setiap pagi. (hampir mirip dengan pasar). Hanya saja pedagang disini masih "lesehan" kalau berjualan. Warung yang seperti ini bisa kita temui di Desa Nitikan dan Sumberagung Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan. Warung ini buka berdasarkan hitungan hari jawa. Jika hari Legi, Pon dan Wage maka warung di Nitikan yang buka. Dan jika hari Kliwon dan Pahing, warung yang buka pindah di Sumberagung. Biasanya kegiatan jual-beli di warung dimulai dari sekitar pukul 4 pagi sampai pukul 8 pagi.
Karena letak desa saya bersebelahan dengan desa Nitikan. Terkadang saya diajak nenek belanja kesana. Dulu sih ketika belum ada banyak sepeda motor, saya dan nenek bangun pukul 4.30 pagi lalu setelah shalat Shubuh berjalan ke warung melewati sawah. *saya merindukan saat-saat itu.. T.T*.
Namun karena sekarang banyak kendaraan bermotor, saya pergi ke sana naik sepeda motor *padahal saya lebih suka kalo jalan kaki..T.T*.
Di warung, penjualnya ramah-ramah dan harga bisa nego. Bayangkan, nasi pecel 1 porsi cuma seharga Rp 500,00 dan sudah bisa mengenyangkan perut kita. Tidak hanya makanan tradisional dan lauk-pauk yang dijual disana. Di warung juga banyak sayur, buah, bahkan pakaian anak-anak sampai pakaian orang tua.
Kebetulan tadi pagi saya pergi ke warung. Saya tergoda dengan "Utri", sebuah jajanan tradisional yang terbuat dari ketela dan dimasak dengan gula merah. Setelah itu, Dicampur dengan kelapa parut.
Harganya juga murah meriah, saya dibelikan nenek Utri Rp.1000,00 saja saya suadah dapat 2 bungkus Utri. Hmmm.. Yummyyy... >.<
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih komentarnya.. :)
yang anonim tolong ditulis namanya di bagian bawah ya, supaya akrab manggilnya dan mudah bales komentarnya :)