30/05/10

SHOKOJO SEIRA (A LITTLE PRINCESS) (part 4)

-->
(A.N : terjadi kesalahan tulis/jalan cerita pada Shokojo Seira part 3, mohon untuk dibaca ulang... Gomenasai... Gomenasai minna..)

Keesokan harinya, Maria pergi ke dapur. Dia memanggil suami-istri Onuma.
"Onuma-san... ada yang perlu aku bicarakan padamu??" kata Maria
"Tentang apa ??"
" Ini soal Seira" jawab Maria.
Kaito yang merasakan gelagat buruk Maria, ingin segera pergi dari dapur. Tapi sebelum dia sampai pintu, Maria memanggilnya. "Kau kaito kan ? aku juga ingin berbicara denganmu" kata Maria.

Seperti malam-malam biasanya, Masami akan pergi ke kamar Seira. Tetapi ketika Masami baru sampai di tangga menuju loteng, Maria sudah menunggunya disana.
" Masami.. kau mau kemana malam-malam disini" kata Maria,
Masami ketakutan dan tidak bisa menjawabnya
"Kau ingin bertemu Seira kan??" kata Maria
Masami hanya mengangguk sambil ketakutan.
"Mulai sekarang kau tidak usah mengunjungi dan berbicara padanya lagi" ancam Maria
Masami seperti akan memprotes, tapi Maria keburu berbicara lagi.
"Jika kau tidak mematuhi apa kata-kataku... dan masih berbicara dengan Seira... aku akan mengeluarkan Seira dari sini"
Masami memandang Maria dengan perasaan kaget, takut dan cemas. (bisa bayangin nggak??) :Dv
"Tentunya kau tidak ingin kan?? Jika Seira dikeluarkan dari sini ??.. karena selain tempat ini dia tidak punya tempat lain lagi.." lanjut Maria
Masami hanya mengangguk
"Karena itu.. jika kau ingin Seira tetap disini, kau harus menjauhinya" ancam Maria
Masami kemudian berjalan menuruni tangga dengan rasa sedih.
           
Keesokan harinya ketika Seira pergi ke dapur untuk melakukan pekerjaannya seperti biasa. Dia kebingungan melihat kelakuan suami istri Onuma, biasanya mereka malas bekerja, tetapi hari ini mereka mengerjakannya dengan antusias. Ketika Seira ingin mencuci piring, dengan cepat Hideko mengambil piring kotor yang ingin dicuci Seira. Ketika Seira ingin meletakkan makanan dalam nampan, Hideko segera mengambil makanan tersebut dan meletakkan sendiri kedalam nampan. Seira merasa aneh dengan keadaan mereka, dia merasa tidak punya pekerjaan apa-apa. Lalu dia berniat menanyakan keadaan aneh tersebut pada Kaito.
"Kaito-kun... apa yang sebenarnya terjadi disini??" tanya Seira
Kaito terlihat kaget mendengar pertanyaan Seira yang ditujukan padanya, dia bingung ingin menjawab apa.
"Ah ya... bumbu dapurnya habis.. Kaito.... segeralah ke pasar" sahut Seiichiro
"Biar aku sa...." belum sempat Seira menyelesaikan kalimatnya, kaito sudah menyelanya
"Oh tentu.. aku akan membelinya" kata Kaito sambil membawa tas belanjaan dan segera berlari keluar untuk membeli bumbu dan untuk menghindari pertanyaan Seira.
            Di ruang makan pun, Hideko melayani para siswi asrama sendirian. Dia tak membiarkan Seira untuk membantunya. Seira merasa semakin bingung, kejadian ini tak luput dari pengamatan Chieko-sensei.
            Setelah selesai sarapan, Chieko dan Emiko keruang kerja mereka. Di sana Chieko menanyakan keanehan itu pada Emiko.
" Emiko, apa kau tahu apa yang sebenarnya terjadi pada hari ini??? "
Emiko hanya menggeleng
" Kemarin ayah Maria meminta kita untuk menjadikan Seira pelayan pribadi Maria, sekarang Seira tidak dibiarkan mengerjakan semua pekerjaan. Padahal biasanya Hideko menyerahkan semua pekerjaannya pada Seira, ada yang aneh.. apa kau tahu sesuatu Emiko??" tanya Chieko
Emiko hanya menggeleng.. "aku tidak tahu apa-apa, Oneesan"

            Tetapi diam-diam memikirkan kata-kata Chieko tadi. Apa keanehan ini disebabkan olehnya?? Apa dia pernah salah berkata-kata??
.............................
............................
............................
Flashback :
Malam 2 hari yang lalu, setelah Emiko marah-marah pada Chieko dan didengar oleh Maria di belakang pintu. Ketika Emiko keluar ruangan, Maria segera menghampirinya dengan membawa sebotol bir.
" Konbanwa... Emiko-sensei"
Emiko tampak terkejut,apalagi melihat Maria membawa-bawa bir "konbanwa, Maria"
"Emiko-sensei... kelihatannya anda sangat lelah hari ini, bagaimana jika anda minum ini agar lebih rileks" rajuk Maria
"Annooo...." Emiko terlihat kebingungan, bagaimana Maria bisa tahu kebiasaan minum birnya?
Seolah mengerti keraguan dihati Emiko, Maria segera berkata "Tenang saja Emiko-sensei, saya tidak akan mengadukannya pada siapapun.Ini rahasia kita berdua"
Emiko mengangguk pada Maria pertanda setuju.
Di kamar Emiko, Maria menuangkan bir terus-menerus pada Emiko agar Emiko cepat mabuk. Ketika Emiko sudah mabuk, dia menggunakan kesempatan tersebut untuk menanyakan masalah Seira. Karena Emiko sudah setengah berada di alam bawah sadar (baca : teler) dia menjawabnya dengan penuh semangat dan kemarahan pada Chieko.
"Chieko memang kejam. Dulu ketika Seira pindah kesini, ayahnya memberikan donasi yang sangat besar pada sekolah ini. Sehingga, Seira ditempatkan di kamar VIP dan  mendapat berbagai pelayanan spesial. Namun sekarang, ketika ayah Seira meninggal dan Seira jatuh miskin, ia dengan sewenang-wenang membuang Seira dan memperlakukannya seperti ini. Sungguh kejam"
"Baiklah.. ini minum lagi Emiko-sensei" kata Maria sambil menuangkan bir ke gelas Emiko. Kemudian Emiko melanjutkan curhatnya *ceile*.
"Sebenarnya sekolah ini hampir bangkrut dan ditutup. Namun kemudian, Seira dan ayahnya datang menyumbangkan biaya yang sangat besar. Sehingga , sekolah ini tak jadi ditutup. Seharusnya, Chieko memperlakukan Seira dengan baik karena walau bagaimanapun juga Seira telah menyelamatkan sekolah ini." Ratap Emiko
Maria tersenyum menyeringai mendengar informasi dari Emiko.
...........
...........
..........
End of Flashback

Seira semakin frustasi melihat semua orang menjauhinya. Pertama, Hideko dan Seichiiro yang tidak membiarkannya melakukan pekerjaan *bukannya malah enak karena bisa nyantai??? Seira malah bingung.. dasar aneh.. XP*. Kedua, Kaito yang sering menghindarinya. Dan terakhir, sahabat baiknya-Masami yang menjauhi dan tidak mau memandang Seira. Dan dalam beberapa hari, Maria makin menggila dalam membullying Seira. Akhirnya, Seira memutuskan untuk menyerah dan mau mengakui apa yang dikatakan Maria padanya mengenai kehidupan.
Hari itu, Seira dengan perasaan sedih pergi menemui Maria di kelasnya *saat itu mereka sedang istirahat*.
"Maria-san.. " panggil Seira di depan pintu kelas.
Semua siswa menengok terkejut, suasana menjadi hening. Maria segera menghampiri Seira dengan wajah penuh senyum kekejaman*waaa*. Seolah dia tahu untuk apa Seira datang kesana.
"Gomenasai... " kata Seira
"jadi.. kau mengakuinya??" tanya Maria.
Seira hanya menganggung.
"kalau begitu.. katakan di depan semuanya, kalau kau mengakuinya.. ayo katakan" bentak Maria
Seira mulai meneteskan air mata. Teman-temannya merasa iba melihat Seira *termasuk 2 kawanan Maria*, tapi mereka tak bisa melakukan apa-apa. Mereka semua kini mulai memperhatikan Seira dan Maria, termasuk Kaori yang sedang membaca di luar kelas di dekat pilar.
"Gomenasai... aa..aaku.. aku mengakuinya, aku membenci kehidupanku yang sekarang... aku.. aku ingin kembali hidup seperti dulu...  aku membenci menjadi seperti ini.. aku membenci takdirku.. aku..aku.." Seira tidak bisa melanjutkan kata-katanya, dia berkata sambil menangis *saya juga ikut nangis lho.. :Dv*.
Maria malah tersenyum penuh kemenangan.
"Berarti kau harus minta maaf padaku " kata Maria.. "Bersujudlah di hadapanku sambil minta maaf". Semua siswa terkejut mendengar perkataan Maria barusan termasuk Kaori, Masami hampir menangis melihat Seira diperlakukan seperti itu.
Tapi, Seira menurut dan segera bersujud di hadapan Maria sambil mengangis sesenggukan. *saya juga makin deras tangisannya.. :Dv*
" Gomenasai.. Gomenasa.. Gomenasai.." Seira tak henti-hentinya meminta maaf, tangisannya semakin kencang.
"Gomenasai... Gomenasai.." sementara Maria tersenyum semaki lebar *dasar gila*.

PLOOKKK.... Maria melempari Seira dengan tomat, kejadian itu mengejutkan semua orang. Masami memalingkan wajahnya ke jendela agar tidak menangis dan karena dia tidak tega melihat Seira. Teman-temannya memandang Maria dengan penuh kengerian. Maria malah tertawa-tawa seperti orang gila.
"Hahahaha.... hahaha.." Maria terus menerus tertawa bak orang gila *mungkin sebenarnya dia memang gila.. :P*. Sementara Seira masih teru menerus minta maaf. Ketika Maria berhenti tertawa, semua orang memandangi Maria dengan perasaan ngeri + heran.
"Kenapa???" tanya Maria. Dan.. (saya mulai bosan menulis hal satu ini) Seira tetap meminta maaf sambil nangis.
"Kalian mau mencobanya??" tanya Maria.
Semua orang bergidik, mereka sebenarnya ta mau ikut melempari Seira dengan tomat. Maria menarik lengan salah satu teman di dekatnya.
" Ini, cobalah..." kata Maria sambil menyodorkan tomat. Siswa itu ragu-ragu menerimanya, tapi Maria tetap memaksa sambil setengah mengancam *khas Maria*. "Ayolah... lempari dia dengan ini".
Terpaksa, siswa itu mau menerima dan melempari Maria dengan tomat. PLOOKKK.. tomat itu mendarat tepat di baju Seira. Seira hanya bisa menangis sambil terus.. (OMG..) menangis dan meminta maaf. Siswa itu merasa sangat bersalah dan segera berlari ke belakang dekat papan tulis.
Maria memberikan tomat lain pada teman-temannya satu persatu. Sebenarnya, para teman-temannya ingin menolak. Tapi, mereka tidak berani melawan Maria dan hanya bisa mematuhi apa kata-kata Maria.
PLOOK..PLOOK..PLOKKK..PLOOOKK..
Satu persatu teman Maria melempari Seira dengan tomat dengan perasaan penuh salah dan kesedihan di hati mereka, termasuk kedua antek Maria yang juga merasa kasihan pada Seira.
            Semua telah melempari tubuh Seira dengan tomat, kecuali Kaori dan Masami. Tubuh Seira kini penuh dengan noda tomat. Karena Kaori yang selalu bersikap menentang, Maria tidak menyuruhnya melempari Seira, toh kalaupun Maria memaksan Kaori, dia pasti tetap tidak mau dan malah akan mengata-ngatai Maria. Jadi siswa yang tersisa, yang belum melempari Seira dengan tomat tinggal Masami. Masami segera menjauh mendekati jendela dan memalingkan badannya. Namun, Maria segera memanggilnya.
"Masami.." kata Maria
Masami menoleh pada Maria dengan rasa takut.
"Kau sendiri yang belum melempari Seira" kata Maria.
Masami hanya menunduk ketakutan.
"ayo... lakukan.. MASAMI" bentak Maria pada Masami. Masami yang ketakukan segera pergi ke tempat Maria berdiri. Maria memberinya tomat dan menyuruhnya melemparkan pada Seira. Namun, Masami masih berdiri mematung sambil membawa tomatnya.
"Lakukan Masami..!!!!" bentak Maria lebih keras, membuat Masami semakin gemetaran.
Masami segera menutup mata, dia berdiri di depan Seira.
"Gomenasai Seira.. gomenasai.." kata Masami hampir menangis.
            Saat itu, Kaori lewat di depan kelas dan melihat Seira berlumuran tomat. Tepat ketika Masami melemparkan tomat ke Seira. Kaito sudah ada di depan Seira, melindungi Seira dengan memeluknya. Masami sedikit lega, karena lemparannya tidak mengenai Seira. Maria terkejut melihat kejadian itu. Kemudian, Kaito melepaskan mantelnya dan memakaikannya pada Seira. Kaito memapah Seira untuk berdiri, dan membawanya pergi dari tempat itu.
====To Be Continue====

P.S. : recap ini saya buat atas dasar ingatan saya sendiri.. jadi saya mohon maaf jika ada kata-kata yang saya tambahi.. saya kurangi.... pokoknya yang penting anda ngerti intinya.. :Dv

3 komentar:

Terimakasih komentarnya.. :)
yang anonim tolong ditulis namanya di bagian bawah ya, supaya akrab manggilnya dan mudah bales komentarnya :)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...