PART 2
Lemparan pertama. Bola meleset dari tangan Gou.
"Baiklah... sekali lagi" kata Gou pantang putus asa.
Lemparan kedua. Sebenarnya Gou bisa menangkapnya, tapi bola itu mental kembali ke depan. (ooww..)
"Whoaa.. Bolanya hidup" kata Gou terkejut melihat kemampuan Takumi melempar bola.
"Tangkap itu ........... Jika kau seperti itu, basemu akan dicuri oleh runners" kata Takumi.
"Jadi kau bermaksud memihak para runners (lawan)" kata Gou
Lemparan ketiga, lemparan ke empat... Gou masih belum bisa menangkapnya. Lemparan kelima, akhirnya Gou bisa menangkap lemparan bola Takumi.
"Yess!! Lempar lagi Harada..!! Lebih banyak lagi, aku pasti akan menangkap semuanya" kata Gou bersemangat. Takumi tersenyum mendengar ocehan teman barunya itu. :))) (personal opinion : kyaaa... Hayashi Kento ganteng banget pas senyum.. ; )))
Tiba-tiba Inamura, kakek, dan ayah Seiha muncul dari belakang Seiha, mereka ikut asyik menonton Takumi dan Gou.
"Ayoo" kata Gou. Takumi bersiap melempar bolanya.
"Time out" kata ayah Seiha. Takumi terkejut, sehingga membuat lemparannya melenceng jauh ke papan kayu di gudang, menyebabkan papan itu jatuh.
"Maaf Takumi, kau juga.. Inamura dari perusahaanku ingin untuk memukulnya (memukul bola). Tidak apa-apa kan??" Tanya ayah Seiha. Takumi terlihat agak kesal dengan kedatangan ayahnya.
"Maaf.. maaf.. aku tak bermaksud mengganggu kalian" kata Inamura sambil menghampiri mereka bertiga.
"Aku merasa gatal melihat kalian berdua (maksudnya gatal pengin memeukul bola), bolehkah aku mencobanya? Hanya untuk satu pukulan" tambah Inamura
"Baiklah" kata Gou menyetujui begitu saja.. (emang Gou orang yang kelewat baik.. =.=). Gou menjelaskan bahwa Inamura dulunya adalah seorang batter saat masih SMA, dan pernah bertanding di Koushien (lapangan baseball di prefektur Hyougo, tempat untuk pertandingan final baseball dalam kejuaraan nasional baseball se-SMA jepang)
"Jadi bagaimana?" tanya Takumi datar.. tanpa ekspresi -.-
"Jadi.. ayo kita kalahkan dia" kata Gou optimis
Takumi tersenyum," tentu saja"
Lemparan pertama. Bola bisa ditangkap Gou dengan baik.
"Strike one" kata Seiha
"Nice Ball " kata Gou
"Dia membuatku mundur.. susah dipercaya kalau dia masih SMP" kata Inamura sambil geleng-geleng kepala.
"Inamura" kata kakek
"Ya"
"mereka baru mulai masuk SMP minggu depan"
"Hah? Apa?" tanya Inamura kebingungan. Takumi melempar lagi bolanya, dan lagi-lagi Inamura tidak bisa memukulnya. (kasian deh loe)
"Strike Two..!!"
"Jangan menyerah.. Koushien" kata ayah Seiha pada Inamura
"Tunggu.. Time Out!!" kata Inamura, kemudian dia melakukan pemanasan sambil mengayun-ayunkan tongkat pemukulnya.
"Pak Tua " kata Takumi (nggak sopan ni anak.. =.=)
"Ada apa?"
"Lemparan berikutnya akan tepat di tengah" kata Takumi
"Oke..ayoo" teriak Gou.... Takumi melempar bolanya dan...
'"Strike Three!!" (hore..hore)
"Yeah..Nice ball.. bagus"
"Hey..Inamura" panggil kakek
"Kau kalah karena meremehkan dan menganggap mereka masih kecil" terang kakek.
Tiba-tiba ibu Gou dan ibu Seiha datang dan memarahi anggota keluarga masing-masing (You know what I mean?)
"Gou-chan..!!! Apa yang kau lakukan? Ini saatnya bersiap-siap untuk sekolah minggu depan, mengapa kau disini?" oceh ibu Gou
"Baik..baik" jawab Gou
Sementara itu, ibu Seiha hanya diam, menggandeng Seiha dan menatap tajam pada Takumi, Takumi berbelik menatap ibunya (ada sedikit rasa iri dari Takumi pada Seiha).
"Kau tidak boleh keluar hanya dengan mengenakan ini" kata ibu Seiha sambil memakaikan jaket pada Seiha. Kemudian menggandeng Seiha untuk mengajaknya pergi.
"Tunggu sebentar ibu.." kata Gou. Ibunya sudah marah sampai ubun-ubun
"Maaf, Harada. Aku harus menyiapkan diri untuk sekolah"
"'Kau berhasil (berhasil menangkap lemparan Takumi)" kata Takumi
"Kau juga... itu tadi lemparan yang luar biasa" kata Gou
"Bisakah kau melemparnya lagi besok? Sampai aku bisa memutuskan baik atau tidak jika aku akan melanjutkan baseball. Bisakah kau membiarkanku menangkap lemparanmu setiap hari?"
"Tentu saja" kata Takumi.. tanpa ekspresi. Kemudian mereka berdua tertawa.
Malamnya...
Badan Seiha panas, ibu mengompresnya dengan air hangat. Sementara itu, di ruang makan...
"lihat... ini dimasak dengan baik sekali, kau juga harus makan banyak sayuran" kata kakek Seiha pada Takumi. (yang memperhatikan Takumi dengan baik hanya kakeknya)
Ibu Seiha keluar dari kamar. "Bagaimana keadannya? Apa dia baik-baik saja?" tanya ayah Seiha.
"Obatnya sudah mulai bekerja. Demamnya juga sudah turun. Sekarang dia tidur" kata ibu
"Hey, Takumi. Aku telah memperingatkanmu berkali-kali. Jangan perlihatkan pada Seiha. Badan Seiha sangat rentan, bermain baseball sangat tidak mungkin baginya. Bagaimana kau bisa memperlihatkan baseball pada anak sekecil itu?. Bersikaplah dewasa sebagai kakak!" ibu memarahi Takumi
"Makiko..." panggil ayah Seiha
"Kau juga..yah (ayah—kakek seiha). Seperti saat aku mengira dimana kau menghilang. Kau tetap tak bisa berhenti dari baseball kan?"
"Makiko.." kata ayah Seiha
"Kau juga..!!!! Kita memutuskan untuk pindah kesini karena bagus untuk kesehatan Seiha, tapi yang alian pikirkan hanya Baseball..!! Baseball..!! dan Baseball..!!!" teriak ibu Seiha.
"BRAAKKK" Takumi menghantamkan sumpitnya di meja dengan keras. Membuat semuanya terkejut.
"Katakanlah..Hiroshi-kun. Seiha terlihat sangat menjanjikan" kata kakek
"Ya... uhm.. dalam apa?" tanya ayah Seiha *Gubrakss*
"Matanya berbinar-binar hari ini, itu adalah mata seseorang yang nantinya akan berbekat dalam baseball" kata kakek. Ibu terlihat cemberut, membuat ayah ketakutan.
"Apakah aku telah berkata sesuatu yang tidak penting" kata kakek
"Ayo kita minum"
Sementara itu, Takumi terlihat sedih dengan perkataan ibunya tadi. (Aduh kacian.. sini aku peluk..hohoho).
=== To Be Continue ===
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih komentarnya.. :)
yang anonim tolong ditulis namanya di bagian bawah ya, supaya akrab manggilnya dan mudah bales komentarnya :)